Membersihkan dan Mencegah Jamur di Kaca Mobil

Datangnya musim hujan tidak hanya harus kita antisipasi dengan perawatan atau pengecekan pada bagian kaki-kaki dan mesin untuk menghadapi jalan yang rusak maupun jalan yang tergenang air. Ada “musuh” lain yang biasa muncul di saat-saat cuaca dingin dan lembab, yaitu: jamur di kaca-kaca mobil. Selain mobil menjadi kelihatan kurang bersih, kemunculan jamur yang tampak dengan adanya bintik-bintik atau lingkaran abu-abu di kaca lumayan mengganggu pemandangan dari dalam kabin ke luar.

Cara mengatasinya mudah. Bila mendapati jamur di kaca mobil seperti ciri-ciri di atas dan tetap tidak bisa hilang meskipun sudah dibasuh dengan air dan digosok berkali-kali, ikuti saja langkah ini.
- Siapkan cairan pembersih jamur yang banyak dijual di toko aksesori kendaraan atau supermarket besar di kota Anda.
- Cuci kaca mobil dengan air bersih, lalu keringkan dengan menggunakan lap atau kanebo.
- Lumuri kaca secara rata dengan cairan pembersih jamur.
- Gosok dengan kain kering bersih dan halus dengan arah memutar.
- Lap lagi dengan kanebo basah sampai cairan penghilang jamur tidak tersisa di kaca, lalu keringkan kaca dengan kanebo.

lakukanlah sampai 2 atau 3 kali untuk jamur yang membandel.
Agar hasil lebih baik, jangan lumuri kaca secara keseluruhan. Lumurilah beberapa bagian dulu saja yang akan kita gosok. Hal ini untuk mencegah timbulnya efek buram (atau seperti pelangi ketika diterpa sinar) akibat pembersih jamur yang sudah mengering di kaca sebelum kita sempat menggosoknya.

Dengan memperhatikan 6 poin di atas, jamur sudah dapat kita hilangkan. Namun, bagi pemilik mobil-mobil buatan Eropa, ada sedikit perhatian khusus saat memilih cairan pembersih jamur. Cari cairan yang memang dikhususkan untuk mobil-mobil Eropa. Sebab, beberapa mobil buatan Eropa lebih sensitif sehingga kadangkala kaca menjadi kusam atau malah tergores setelah dipoles. Untuk menghindari hal ini sebaiknya tanyakan kepada penjual mengenai merek mana yang bisa diaplikasikan untuk kaca mobil Eropa. Agar lebih aman lagi, sebaiknya coba dahulu pada kaca yang ukurannya kecil, setelah dipoles lalu tunggu beberapa menit untuk melihat hasilnya.

Jika langkah-langkah tadi tetap tak membuahkan hasil, artinya jamur yang melekat pada kaca-kaca mobil Anda tergolong sangat bandel. Jenis ini tidak bisa kita selesaikan hanya dengan cairan pembersih jamur. Anda perlu membawa ke salon mobil. Mereka memiliki alat dan cairan khusus untuk menggosok pada kaca yang terkena jamur.

Jangan lupa, setelah kaca-kaca mobil bersih dari jamur, rawatlah agar jamur-jamur itu tidak muncul lagi. Cara mencegahnya pun sederhana. Pertama, segera bersihkan mobil setelah berkendara di bawah guyuran hujan agar debu atau kotoran tidak menempel lama di kaca-kaca mobil. Kedua, untuk kaca-kaca depan dan belakang, selalu jaga kondisi air washer agar dapat kita gunakan untuk membersihkan kaca-kaca. Hindari memakai car cover jika cuaca lembab. Jika tetap ingin menggunakan, pastikan kaca dan car cover dalam keadaan kering sebelum kendaraan ditutupi. (Source: AstraWorld)

Lampu Hazard Bukan Tanda Berkendara Saat Hujan Lebat

Tidak sedikit pengendara yang masih menghidupkan lampu hazard saat berkendara di bawah guyuran hujan lebat. Dengan menyalakan lampu kuning yang berkedip tersebut mereka bermaksud memberi sinyal / tanda kepada para pengendara lain agar dapat melihat atau mengetahui keberadaan mereka di jalan raya.

Maksud memberi sinyal kepada pengendara lain memang baik-baik saja. Tapi masalah akan sangat terasa ketika kendaraan melintas di persimpangan. Bisa dibayangkan betapa bingungnya pengendara lain saat di persimpangan bertemu dengan kendaraan yang keempat sign di sisi kiri kanan dan depan belakang berkedip berbarengan.

Jika berkendara di bawah guyuran hujan, bukan lampu hazard yang seharusnya dinyalakan. Cukup nyalakan lampu kecil saja agar pengendara lain dapat mengetahui dan melihat keberadaan mobil kita. Atau, jika hujan memang sangat deras bisa menyalakan lampu besar atau lampu kabut.

Dilihat dari fungsinya, lampu hazard memang untuk tujuan yang lain. Lampu hazard kita nyalakan sebagai isyarat bahwa kendaraan kita dalam kondisi darurat. Tetapi bukan saat mobil melaju. Kita bisa menyalakan lampu hazard ketika mobil dalam kondisi darurat di pinggir jalan. Misalnya, saat mengalami mogok atau tengah mengganti ban, dsb.

Jadi, sudah saatnya menghilangkan kebiasaan menyalakan lampu hazard saat berkendara di hujan lebat. (Source : AstraWorld)

Atasi AC Mati dengan Cairan Shampoo

Ini memang bukan tips tentang mengatasi kabin mobil yang panas ketika AC (air conditioned) tidak berfungsi dengan baik. Lebih penting lagi, isinya sangat berkaitan erat dengan situasi AC mati dan kenyamanan serta keamanan berkendara, terutama ketika kita tengah berkendara di saat turun hujan. Sebab, jika AC mobil mati ketika kita tengah berkendara di bawah guyuran hujan, biasanya kita akan terganggu oleh kemunculan embun di kaca-kaca. Sudah pasti, situasi ini sangat berbahaya karena pandangan kita menjadi tidak maksimal.

Di sinilah arti penting cairan shampoo. Kemunculan embun pada kaca-kaca mobil dapat kita cegah cukup dengan shampo rambut. Caranya mudah. Siapkan lap atau kain yang bersih. Kemudian tuangkan sedikit shampoo jenis apa saja ke kain atau lap tersebut, lalu olesi secara merata dan tipis saja ke kaca depan serta area-area yang kita gunakan untuk memantau kondisi jalan. Embun tak akan muncul karena cairan shampoo mengandung unsur kimia yang dapat menghalau uap air.

Jangan lupa untuk segera membersihkan kaca-kaca kembali. Jika tidak, kaca yang telah kita beri shampo ini mengundang debu untuk menempel dan menumpuk. Lama kelamaan akan membuat kaca-kaca mobil kusam, bahkan berjamur.

Sebenarnya, embun-embun yang muncul di kaca pada saat turun hujan karena terjadi perbedaan temperatur antara di dalam kabin mobil dan di luar. Karena AC mati sementara hujan tengah mengguyur, berarti temperatur di dalam kabin lebih panas ketimbang di luar. Itu sebabnya, maka muncul embun di sisi dalam kaca-kaca.

Ada juga kasus munculnya embun pada sisi luar kaca. Hal ini terjadi jika temperatur di luar justru lebih tinggi dari pada di dalam. Berbeda dengan kasus di atas, kemunculan embun-embun seperti ini justru terjadi pada saat AC berfungsi normal. Biasanya, temperatur AC terlalu rendah sehingga suhu kabin jauh lebih dingin dibandingkan temperatur di luar. Solusinya, cukup dengan menaikkan temperatur AC.Ini memang bukan tips tentang mengatasi kabin mobil yang panas ketika AC (air conditioned) tidak berfungsi dengan baik. Lebih penting lagi, isinya sangat berkaitan erat dengan situasi AC mati dan kenyamanan serta keamanan berkendara, terutama ketika kita tengah berkendara di saat turun hujan. Sebab, jika AC mobil mati ketika kita tengah berkendara di bawah guyuran hujan, biasanya kita akan terganggu oleh kemunculan embun di kaca-kaca. Sudah pasti, situasi ini sangat berbahaya karena pandangan kita menjadi tidak maksimal. (Source:AstraWorld)

Melibas Genangan, Jangan Paksa Stater untuk Hindari Water Hammer

Ketika mesin tidak langsung menyala meski kunci kontak sudah diputar ke posisi “START”, pengendara biasanya mencoba melakukannya terus berulang-ulang hingga mesin benar-benar menyala. Tidak terlalu mengkhawatirkan memang. Biasanya, hal seperti ini terjadi karena baterai atau aki tidak menyimpan setrum atau arus listrik.

Tetapi, jika kasus mesin tidak mau menyala terjadi setelah mobil melibas genangan, jangan coba-coba untuk terus memaksa men-stater. Bukan tak mungkin mesin sulit hidup karena ada air yang masuk ke mesin. Bila terus dipaksakan, akan terjadi water hammer, yaitu pukulan keras pada ruang bakar yang mengakibatkan kerusakan pada mesin. Misalnya, batang piston bengkok, bahkan piston bisa mengalami pecah. Yang paling parah, mungkin saja mobil harus di-overhoul (turun mesin).

Karena itu, jika mobil mati setelah melibas genangan jangan paksa men-stater. Kami sarankan untuk melakukan langkah-langkah sederhana namun aman seperti berikut ini:
Periksa saringan udara dari kemungkinan basah atau terendam air. Jika terbukti basah, copot saja untuk sementara.
Buka stick oli dan lihat apakah warnanya berubah kecoklat-coklatan. Jika ya, berarti oli mesin sudah kemasukkan air, sebaiknya jangan hidupkan mobil sama sekali dan bawa saja ke bengkel. Silakan hubungi CALL AstraWorld di 89 898 (ponsel) atau 500 898 (fixed line) untuk mendapatkan bantuan darurat. Jika warnanya masih ok, lanjutkan dengan pemeriksaan berikut.
Buka semua busi untuk memastikan apakah di dalam silinder terdapat air atau tidak. Untuk mengeringkannya, Anda dapat men-stater berulang-ulang sampai tidak ada lagi air yang keluar lubang tempat busi.
Keringkan sistem pengapian dengan lap atau tisu. Misalnya, kabel busi, busi, maupun tutup distributor (bagi yg masih memakai distributor seperti Toyota Starlet, Kijang di bawah tahun 2003, atau Daihatsu Taruna, dll).
Setelah langkah-langkah itu, pasang kembali busi beserta komponen-komponen yang tadi Anda bersihkan. Lalu coba hidupkan mesin dengan men-stater.
Seharusnya mesin dapat hidup seperti semula dan terhindar dari ancaman rusak. Sebab, kerusakan mesin seperti kasus di atas sebenarnya terjadi karena water hammer yang dipicu oleh tersedotnya air melalui saringan udara yang kemudian masuk dan mengalir hingga ke silinder mesin.

Silinder mesin adalah tempat terjadinya kompresi bahan bakar dan udara saat mesin di-stater. Masalah akan timbul ketika yang masuk melalui saringan udara adalah air. Sebab, air tidak menghasilkan pembakaran ketika kompresi berlangsung. Bukan hanya tidak menghasilkan pembakaran, secara teknik perbedaan kompresi pada air jauh lebih tinggi dibandingkan bahan bakar. Tekanan itulah yang mengakibatkan batang piston bengkok, bahkan piston pecah. Makanya, jangan paksakan men-stater jika mesin mati setelah melibas genangan. (Source :AstraWorld)

Atasi Kemudi Bergetar dengan Periksa Sistem Pengereman

Steer atau kemudi yang nyaman semestinya memang tidak bergetar ketika kita kendarai. Karena itu, segera periksa jika ternyata steer justru terasa tak nyaman, misalnya bergetar ketika pedal rem kita injak. Kasus seperti ini beberapa kali ditanyakan para anggota AstraWorld. Bahkan ada yang mengeluhkan getaran ini meskipun telah melakukan balancing dan spooring.

Balancing dan spooring memang dapat meningkatkan kenyamanan berkendara karena mampu meredam getaran yang dihasilkan akibat putaran roda. Tapi, pada kasus steer yang tetap terasa bergetar terutama saat nge-rem, kemungkinan besar faktor pemicunya ada pada sistem rem. Bukan tidak berfungsinya balancing. Masalah sistem rem diantaranya, piringan (disc) rem yang tidak rata. Yang paling sering adalah piringan rem ban depan (kanan-kiri).

Bila piringan rem tidak rata atau bergelombang, ketika dilakukan pengereman maka akan bergetar. Getaran itulah yang diteruskan ke kemudi dan terasa di tangan kita. Karena itu, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke bengkel-bengkel jaringan Astra International untuk memastikan dan mengecek kondisi piringan. Efeknya akan terasa lebih baik bila piringan rem yang sudah aus diganti dengan yang baru.

Selain kondisi piringan rem, bearing (laher) roda depan yang mengalami keausan juga bisa menyebabkan getaran di steer. Tetapi, getaran ini tidak hanya muncul pada saat di rem saja. Getaran terasa pada saat kecepatan tinggi dan permukaan jalan yang tidak rata. Untuk mengatasi masalah seperti ini, solusinya adalah dengan mengganti komponen tersebut.

Kami sarankan, tetap lakukan balancing dan spooring setiap 10.000 km. Untuk sistem rem sendiri, lakukan pemeriksaan setiap 10.000 km juga. Dan apabila terjadi penggantian kanvas rem, gunakanlah kanvas rem yang orisinil. Sementara laher, lakukan penggantian grease (gemuk) setiap 20.000 km. (Source : AstraWorld)

Aman Berkeliling-Keliling dengan Defensive Driving

Menjelang akhir-akhir Desember ini rasanya akan banyak pengendara yang memanfaatkan waktu untuk berlibur. Kebetulan, kalender nasional memang penuh dengan tanggal merah. Setelah Natal yang jatuh pada tanggal 25, ada pergantian tahun baru hijriah yang bertepatan dengan 29 Desember serta tahun baru masehi di akhir bulan. Jalan-jalan dan berkeliling ke lokasi menarik bersama keluarga dan kendaraan kesayangan tentu menjadi pilihan menyenangkan.

Seperti biasa, jika hendak berkendara selalu persiapkan segala keperluan perjalanan dengan matang. Dan jangan lupa untuk menerapkan prinsip-prinsip defensive driving ketika meluncur di jalan. Bukan apa-apa, kadangkala kecelakaan lalu lintas bukan semata-mata terjadi karena kelalaian kita. Sangat mungkin tabrakan atau sekadar senggolan mobil terjadi karena kesalahan pengendara lain.

Berbeda dengan safety driving yang pengertiannya lebih mengarah ke kemampuan atau skill pengendara, defensive driving lebih dari itu. Pengertiannya lebih mengarah ke pola sikap, mental serta perilaku pengendara. Dari sekian banyak hal yang perlu kita perhatikan, ada empat point yang sangat penting terkait dengan defensive driving. Berikut ini keempat point tersebut:
- Waspada
- Sadar (aware)
- Sikap dan mental
- Antisipasi
Kewaspadaan menjadi faktor utama yang menjamin pengendara selalu siaga dan waspada terhadap pengguna jalan lain. Bila waspada selalu, artinya dia akan bertindak benar dalam menghadapi pengendara lain yang mungkin saja ugal-ugalan. Seandainya bertemu dengan jenis pengendara seperti ini, lebih baik membiarkan mereka lewat dahulu.
Yang tidak kalah penting adalah kesadaran. Artinya, sebagai pengemudi kita harus memiliki pengetahuan mengenai berkendara yang baik, benar dan aman. Pengetahuan dan pemahaman yang tepat dalam hal berkendara dengan benar, praktis akan meminimalisir kecelakaan lalu lintas.

Sementara, poin sikap dan mental lebih menegaskan pentingnya cara pandang bahwa sebagai pengendara kita tidak boleh egois dan mau menang sendiri. Yang harus kita utamakan adalah kepentingan umum. Pengemudi yang memiliki sikap dan mental baik, bersedia saling bergantian bila mendapati antrian di jalanan.

Dan yang terakhir adalah antisipasi. Ini juga sangat penting karena sebagai pengendara kita harus belajar membuat skenario berkendara yang baik sebagai evaluasi setiap kali berkendara. Antisipasi yang tepat juga sangat mempengaruhi keselamatan berkendara.

Paling tidak, bila kita konsisten menjalankan keempat point itu, akan bermanfaat bagi jaminan keselamatan pribadi. Itulah sebabnya, defensive driving terus disosialisaikan. Harapannya, jika semakin banyak pengemudi yang menerapkan konsep ini, pengaruhnya nanti tentu berimbas ke ketertiban berlalu lintas. (Source AstraWorld)